BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan terlepas dengan suatu proses yang
dinamakan interaksi sosial. Sebagai makhluk sosial manusia juga akan cenderung
membentuk kelompok-kelompok tertentu demi mencapai tujuan yang diinginkan.
Interaksi tidak hanya terjadi antara individu yang satu dengan individu
yang lain, tetapi juga bisa terjadi antara satu individu dengan kelompok
individu, atau antara kelompok individu dengan kelompok individu lain.
Masalah Perilaku menyimpang merupakan hasil dari sosialisasi yang tidak
sempurna karena seseorang tersebut atau suatu kelompok tersebut mengadopsi
budaya-budaya yang menyimpang. Dengan melihat fakta sesungguhnya yang terjadi
dalam masyarakat mengenai hubungan antarkelompok, maka makalah ini akan
mengangkat tema tentang penyimpangan yang terjadi dalam suatu kelompok.
Perilaku menyimpang ini biasanya dilakukan oleh remaja karena kurang bisa
menyerap sosialisasi yang sempurna. Akibatnya banyak remaja saat ini lebih
cenderung bisa menangkap budaya-budaya yang menyimpang daripada menangkap
budaya yang tidak menyimpang di masyarakat. Ketidak sempurnaan proses
sosialisasi itu disebabkan juga oleh gagalnya individu atau kelompok untuk
mengidentifikasikan diri agar pola perilakunya sesuai dengan kaidah-kaidah atau
norma dan nilai sosial yang berkembang dan berlaku dalam suatu masyarakat.
Biasanya kita mengaitkan penyimpangan sosial dengan istilah-istilah
perilaku negatif, seperti tindakan kebrutalan dan tindakan yang mresahkan
masyarakat. Perilaku menyimpang dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku yang
diekspresikan oleh seseorang atau beberapa orang anggota masyarakat yang secara
disadari atau tidak disadari, tidak menyesuaikan diri dengan norma-norma yang
berlaku dan diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat.
B.
Rumusan Masalah
Di
dalam Tingkah Laku Menyimpang ini, dapat di rumuskan sebagai berikut:
1. Apa
yang di maksud dengan Tingkah Laku Menyimpang ?
2. Apa
ciri-ciri dari Tingkah Laku Menyimpang ?
3. Apa
jenis-jenis Tingkah Laku Menyimpang ?
4. Apa
faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkah Laku Menyimpang ?
C.
Tujuan Masalah
Adapun
tujuan pembuatan laporan ini yaitu:
1. Mengetahui
apa yang di maksud dengan Tingkah Laku Menyimpang.
2. Mengetahui
ciri-ciri Tingkah Laku Menyimpang.
3. Mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkah Laku Menyimpang.
4. Mengetahui
jenis-jenis Tingkah Laku Menyimpang.
BAB
II
PERMASALAHAN
Tingkah laku menyimpang
adalah prilaku yang melanggar norma atau ketentuan yang berlaku. Tingkah laku
menyimpang ini terjadi pada remaja yang masih bersekolah pada tingkat SMP atau
SMA. Adapun bentuk tingkah laku menyimpang yang sering dilakukan biasanya
berupa pembangkangan, pembandel, perusuh atau pelanggar.
Seorang remaja yang
berinisial “FPP” yang bersekolah di salah satu sekolah negeri di kota Padang.
Setelah mengamati dan mewawancarai yang bersangkutan, saya dapat mengetahui
penyebab atau alasan dari yang bersangkutan melakukan tingakah laku menyimpang.
Tingkah laku menyimpang
yang sering dilakukannya adalah membangkang kepada orang tua, dan sering
melakukan kerusuhan di rumah. Selain itu, yang bersangkutan juga sering
menganggu adik atau menganggu ketenangan anggota keluarga lainnya.
BAB III
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Tingkah Laku Menyimpang
Perilaku
menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dalam
masyarakat. Sedangkan pelaku yang melakukan penyimpangan itu disebut devian
(deviant). Adapun perilaku yang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku
dalam masyarakat disebut konformitas.
Berikut ini pengertian perilaku menyimpang menurut pandangan
beberapa ahli :
a. James
Vander Zenden
Menyebutkan bahwa
penyimpangan adalah perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai
hal yang tercela dan di luar batas toleransi.
b. Robert
M.Z. Lawang
Mengungkapkan
penyimpangan adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku
dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam
sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang itu.
c.
Bruce J. Cohen
Mengatakan bahwa
perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan
diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam
masyarakat.
d. Paul
B. Horton
Mengutarakan bahwa
penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran
terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.
e. Lewis
Coser
Mengemukakan bahwa
perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan kebudayaan
dengan perubahan sosial.
2.
Ciri-ciri Perilaku Menyimpang
Menurut Paul B
Horton penyimpangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Penyimpangan harus dapat didefinisikan, artinya penilaian menyimpang tidaknya suatu perilaku harus berdasar kriteria tertentu dan diketahui penyebabnya.
2.Penyimpangan bisa
diterima bisa juga ditolak.
3. Penyimpangan relatif dan
penyimpangan mutlak, artinya perbedaannya ditentukan oleh frekuensi dan kadar penyimpangan.
4. Penyimpangan
terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal, artinya budaya ideal adalah segenap
peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat. Antara budaya
nyata dengan budaya ideal selalu terjadi kesenjangan.
5. Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan. Norma penghindaran adalah pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka, tanpa harus menentang nilai-nilai tata kelakuan secara terbuka.
6. Penyimpangan sosial bersifat adaptif, artinya perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial.
5. Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan. Norma penghindaran adalah pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka, tanpa harus menentang nilai-nilai tata kelakuan secara terbuka.
6. Penyimpangan sosial bersifat adaptif, artinya perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial.
3.
Jenis-Jenis
Tingkah Laku Menyimpang
Menurut Lemert (1951) Penyimpangan
dibagi menjadi dua bentuk yaitu penyimpangan primer dan sekunder.
a.Penyimpangan Sekunder
Penyimpangan yang dilakukan
seseorang akan tetapi si pelaku masih dapat diterima masyarakat. Ciri
penyimpangan ini bersifat temporer atau sementara, tidak dilakukan secara
berulang-ulang dan masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Contohnya: pengemudi
yang sesekali melanggar lalu lintas.
b. Penyimpangan Sekunder
Penyimpangan yang dilakukan secara
terus menerus sehingga para pelakunya dikenal sebagai orang yang berperilaku
menyimpang. Misalnya orang yang mabuk terus menerus. Contoh seorang yang sering
melakukan pencurian, penodongan, pemerkosaan dan sebagainya.
Sedangkan menurut pelakunya, penyimpangan dibedakan
menjadi penyimpangan individual dan penyimpangan kelompok.
a.Penyimpangan Individual
Penyimpangan individual adalah
penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang atau individu tertentu terhadap
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Contoh: seseorang yang sendirian
melakukan pencurian.
b. Penyimpangan Kelompok
Penyimpangan kelompok adalah penyimpangan yang
dilakukan oleh sekelompok orang terhadap norma-norma masyarakat. Contoh geng
penjahat.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku
Menyimpang
Secara garis
besar, faktor-faktor penyebab terjadinya tingkah laku menyimpang, adalah :
1. Faktor yang berasal dari dalam
diri individu yang bersangkutan
·
Potensi kecerdasannya rendah sehingga tidak mampu
memenuhi tuntutan akademik sebagaimana diharapkan, akibatnya ia mengalami
frustasi konflik bathin dan rendah diri.
·
Mempunyai masalah yang tidak terpecahkan
·
Kemampuan penyesuaian diri yang rendah
·
Tingkah lakunya yang menyimpang itu mendapatkan
penguatan dari lingkungan
·
Tidak menemukan figur/model yang dapat digunakan
sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari
2. Faktor yang berasal dari keluarga
3. Faktor yang berasal dari sekolah
4.Faktor
yang berasal dari masyarakat
5.
Pembahasan
Masalah
Berdasarkan
kasus yang saya temui, saya dapat mengetahui bahwa remaja yang berinisial “FPP”
yang sering membangkang dan membuat kerusuhan di rumah. Setelah saya memlakukan
wawancara dengan yang bersangkutan, ketika saya menanyakan memgenai mengapa dia
bersikap seperti itu, karena ia mau menarik perhatian orang tuanya agar lebih
memperhatikan dirinya. Ia merasa tidak diperhatikan lagi, menurut dia orang
tuanya telah sibuk dengan pekerjaan dan lebih memperhatikan adiknya. Jadi ia
merasa seperti anak yang tidak diperhatikan seperti dulu lagi dan juga ia
merasa orang tuanya tidak sayang lagi kepada ia karena mereka sering
memarahinya.
Selain
alasan tersebut, saya mengamati di lingkungannya juga ada anak-anak teman
sepermainannya yang juga bersikap yang sama dengan yang bersangkutan. Jadi ia
merasa apa yang ia lakukan adalah yang benar karena teman-temnnya juga bersikap
seperti itu.
Selain
membangkang kepada orang tua, yang bersangkutan juga sering mengganggu adiknya
sendiri. Ia sering mengganggu adiknya yang sedang bermain sehinggan adiknya
menangis. Setelah saya tanya, ia menjawab ia merasa iri terhadap adiknya yang
lebih diperhatikan oleh orang tua mereka. Sehingga ia senang menganggu adiknya
itu.
Untuk
menghadapi remaja yang seperti ini, sebaiknya kita sebagai pendidik memberikan
pengertian bahwa yang ia lakukan selama ini adalah hal yang salah. Seharusnya
kita memberikan pengarahan bagaimana seharusnya ia bersikap, seperti mengatakan
kepada ia bahwa tidak ada orang tua yang tidak sayang kepada anaknya.
Selain itu,
kita juga memberikan pengarahan bahwa,ia tidak boleh bersikap seperti itu
kepada adiknya, karena bagaimana pun adik itu adalah saudara ia sendiri yang
seharusnya ia sayangi.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam penyusunan laporan ini, sayya menarik
kesimpulan bahwa Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak
sesuai dengan norma-norma dalam masyarakat. Sedangkan pelaku yang melakukan
penyimpangan itu disebut devian (deviant). Adapun perilaku yang sesuai dengan
norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat disebut konformitas.
Remaja yang melakukan tingkah laku menyimpang bisa saja karena faktor dari
orang tua yang kurang memperhatikan dirinya, orang tua yang hanya sibuk dengan
pekerjaannya sehingga anak merasa terabaikan.
B. Saran
Orang tua sebaiknya lebih memperhatikan
anaknya, karena kurangnya perhatian dari orang tua bisa memyebabkan terjadinya
tingkah laku menyimpang pada remaja. Selain itu,lingkungan dan teman
sepermainan juga bisa menyebabkan anak melakuukan tingkah laku menyimpang.
Untuk itu, sebaiknya orang tua memberikan pengarahan kepada anak bahwa tidak
semua yang ia temui di lingkungan bisa ia ikuti.