Rabu, 12 Desember 2012

Tingkah Laku Menyimpang


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan terlepas dengan suatu proses yang dinamakan interaksi sosial. Sebagai makhluk sosial manusia juga akan cenderung membentuk kelompok-kelompok tertentu demi mencapai tujuan yang diinginkan.
Interaksi tidak hanya terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lain, tetapi juga bisa terjadi antara satu individu dengan kelompok individu, atau antara kelompok individu dengan kelompok individu lain.
Masalah Perilaku menyimpang merupakan hasil dari sosialisasi yang tidak sempurna karena seseorang tersebut atau suatu kelompok tersebut mengadopsi budaya-budaya yang menyimpang. Dengan melihat fakta sesungguhnya yang terjadi dalam masyarakat mengenai hubungan antarkelompok, maka makalah ini akan mengangkat tema tentang penyimpangan yang terjadi dalam suatu kelompok.
Perilaku menyimpang ini biasanya dilakukan oleh remaja karena kurang bisa menyerap sosialisasi yang sempurna. Akibatnya banyak remaja saat ini lebih cenderung bisa menangkap budaya-budaya yang menyimpang daripada menangkap budaya yang tidak menyimpang di masyarakat. Ketidak sempurnaan proses sosialisasi itu disebabkan juga oleh gagalnya individu atau kelompok untuk mengidentifikasikan diri agar pola perilakunya sesuai dengan kaidah-kaidah atau norma dan nilai sosial yang berkembang dan berlaku dalam suatu masyarakat.
Biasanya kita mengaitkan penyimpangan sosial dengan istilah-istilah perilaku negatif, seperti tindakan kebrutalan dan tindakan yang mresahkan masyarakat. Perilaku menyimpang dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku yang diekspresikan oleh seseorang atau beberapa orang anggota masyarakat yang secara disadari atau tidak disadari, tidak menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku dan diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat.





B.     Rumusan Masalah
Di dalam Tingkah Laku Menyimpang ini, dapat di rumuskan sebagai berikut:
1.      Apa yang di maksud dengan Tingkah Laku Menyimpang ?
2.      Apa ciri-ciri dari Tingkah Laku Menyimpang ?
3.      Apa jenis-jenis Tingkah Laku Menyimpang ?
4.      Apa faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkah Laku Menyimpang ?

C.     Tujuan Masalah
Adapun tujuan pembuatan laporan ini yaitu:
1.      Mengetahui apa yang di maksud dengan Tingkah Laku Menyimpang.
2.      Mengetahui ciri-ciri Tingkah Laku Menyimpang.
3.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkah Laku Menyimpang.
4.      Mengetahui jenis-jenis Tingkah Laku Menyimpang.



BAB II
PERMASALAHAN

Tingkah laku menyimpang adalah prilaku yang melanggar norma atau ketentuan yang berlaku. Tingkah laku menyimpang ini terjadi pada remaja yang masih bersekolah pada tingkat SMP atau SMA. Adapun bentuk tingkah laku menyimpang yang sering dilakukan biasanya berupa pembangkangan, pembandel, perusuh atau pelanggar.
Seorang remaja yang berinisial “FPP” yang bersekolah di salah satu sekolah negeri di kota Padang. Setelah mengamati dan mewawancarai yang bersangkutan, saya dapat mengetahui penyebab atau alasan dari yang bersangkutan melakukan tingakah laku menyimpang.
Tingkah laku menyimpang yang sering dilakukannya adalah membangkang kepada orang tua, dan sering melakukan kerusuhan di rumah. Selain itu, yang bersangkutan juga sering menganggu adik atau menganggu ketenangan anggota keluarga lainnya.



BAB III
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Tingkah Laku Menyimpang

            Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dalam masyarakat. Sedangkan pelaku yang melakukan penyimpangan itu disebut devian (deviant). Adapun perilaku yang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat disebut konformitas.

Berikut ini pengertian perilaku menyimpang menurut pandangan beberapa ahli :

a.       James Vander Zenden
Menyebutkan bahwa penyimpangan adalah perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.

b.      Robert M.Z. Lawang
Mengungkapkan penyimpangan adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang itu.

c.         Bruce J. Cohen
Mengatakan bahwa perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.

d.      Paul B. Horton
Mengutarakan bahwa penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.

e.       Lewis Coser
Mengemukakan bahwa perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial.
2.      Ciri-ciri Perilaku Menyimpang

Menurut Paul B Horton penyimpangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Penyimpangan harus dapat didefinisikan, artinya penilaian menyimpang tidaknya suatu perilaku harus berdasar kriteria tertentu dan diketahui penyebabnya.
2.Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak.
3. Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak, artinya perbedaannya ditentukan      oleh frekuensi dan kadar penyimpangan.
4. Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal, artinya budaya ideal adalah segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat. Antara budaya nyata dengan budaya ideal selalu terjadi kesenjangan.
5. Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan. Norma penghindaran adalah pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka, tanpa harus menentang nilai-nilai tata kelakuan secara terbuka.
6. Penyimpangan sosial bersifat adaptif, artinya perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial.

3.      Jenis-Jenis Tingkah Laku Menyimpang
Menurut Lemert (1951) Penyimpangan dibagi menjadi dua bentuk yaitu penyimpangan primer dan sekunder.
a.Penyimpangan Sekunder
Penyimpangan yang dilakukan seseorang akan tetapi si pelaku masih dapat diterima masyarakat. Ciri penyimpangan ini bersifat temporer atau sementara, tidak dilakukan secara berulang-ulang dan masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Contohnya: pengemudi yang sesekali melanggar lalu lintas.
b. Penyimpangan Sekunder
Penyimpangan yang dilakukan secara terus menerus sehingga para pelakunya dikenal sebagai orang yang berperilaku menyimpang. Misalnya orang yang mabuk terus menerus. Contoh seorang yang sering melakukan pencurian, penodongan, pemerkosaan dan sebagainya.
Sedangkan menurut pelakunya, penyimpangan dibedakan menjadi penyimpangan individual dan penyimpangan kelompok.
a.Penyimpangan Individual
Penyimpangan individual adalah penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang atau individu tertentu terhadap norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Contoh: seseorang yang sendirian melakukan pencurian.
b. Penyimpangan Kelompok
Penyimpangan kelompok adalah penyimpangan yang dilakukan oleh sekelompok orang terhadap norma-norma masyarakat. Contoh geng penjahat.
4.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Menyimpang
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab terjadinya tingkah laku menyimpang, adalah :
1. Faktor yang berasal dari dalam diri individu yang bersangkutan
·         Potensi kecerdasannya rendah sehingga tidak mampu memenuhi tuntutan akademik sebagaimana diharapkan, akibatnya ia mengalami frustasi konflik bathin dan rendah diri.
·         Mempunyai masalah yang tidak terpecahkan
·         Kemampuan penyesuaian diri yang rendah
·         Tingkah lakunya yang menyimpang itu mendapatkan penguatan dari lingkungan
·         Tidak menemukan figur/model yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari



2. Faktor yang berasal dari keluarga
3. Faktor yang berasal dari sekolah
4.Faktor yang berasal dari masyarakat

5.      Pembahasan Masalah
Berdasarkan kasus yang saya temui, saya dapat mengetahui bahwa remaja yang berinisial “FPP” yang sering membangkang dan membuat kerusuhan di rumah. Setelah saya memlakukan wawancara dengan yang bersangkutan, ketika saya menanyakan memgenai mengapa dia bersikap seperti itu, karena ia mau menarik perhatian orang tuanya agar lebih memperhatikan dirinya. Ia merasa tidak diperhatikan lagi, menurut dia orang tuanya telah sibuk dengan pekerjaan dan lebih memperhatikan adiknya. Jadi ia merasa seperti anak yang tidak diperhatikan seperti dulu lagi dan juga ia merasa orang tuanya tidak sayang lagi kepada ia karena mereka sering memarahinya.
Selain alasan tersebut, saya mengamati di lingkungannya juga ada anak-anak teman sepermainannya yang juga bersikap yang sama dengan yang bersangkutan. Jadi ia merasa apa yang ia lakukan adalah yang benar karena teman-temnnya juga bersikap seperti itu.
Selain membangkang kepada orang tua, yang bersangkutan juga sering mengganggu adiknya sendiri. Ia sering mengganggu adiknya yang sedang bermain sehinggan adiknya menangis. Setelah saya tanya, ia menjawab ia merasa iri terhadap adiknya yang lebih diperhatikan oleh orang tua mereka. Sehingga ia senang menganggu adiknya itu.
Untuk menghadapi remaja yang seperti ini, sebaiknya kita sebagai pendidik memberikan pengertian bahwa yang ia lakukan selama ini adalah hal yang salah. Seharusnya kita memberikan pengarahan bagaimana seharusnya ia bersikap, seperti mengatakan kepada ia bahwa tidak ada orang tua yang tidak sayang kepada anaknya.
Selain itu, kita juga memberikan pengarahan bahwa,ia tidak boleh bersikap seperti itu kepada adiknya, karena bagaimana pun adik itu adalah saudara ia sendiri yang seharusnya ia sayangi.


BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dalam penyusunan laporan ini, sayya menarik kesimpulan bahwa Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dalam masyarakat. Sedangkan pelaku yang melakukan penyimpangan itu disebut devian (deviant). Adapun perilaku yang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat disebut konformitas.
Remaja yang melakukan tingkah laku menyimpang bisa saja karena faktor dari orang tua yang kurang memperhatikan dirinya, orang tua yang hanya sibuk dengan pekerjaannya sehingga anak merasa terabaikan.


B.     Saran
Orang tua sebaiknya lebih memperhatikan anaknya, karena kurangnya perhatian dari orang tua bisa memyebabkan terjadinya tingkah laku menyimpang pada remaja. Selain itu,lingkungan dan teman sepermainan juga bisa menyebabkan anak melakuukan tingkah laku menyimpang. Untuk itu, sebaiknya orang tua memberikan pengarahan kepada anak bahwa tidak semua yang ia temui di lingkungan bisa ia ikuti.





Jumat, 07 Desember 2012

Akuntansi Manajemen


ACTIVITY BASED COSTING

1.      Konsep Biaya Per Unit
Biaya perunit adalah total biaya yang berkaitan dengan unit yang diproduksi dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi. Walaupun konsep ini kelihatan sederhana, tetapi didalam prakteknya dapat menjadi lebih rumit, karena hal berikut ini :
1. Total Biaya. Apakah yang dimaksud dengan total biaya adalah hanya biaya produksi, atau biaya produksi ditambah biaya pemasaran atau semua biaya perusahaan.
2. Pengukuran Biaya yang Dibebankan. Untuk pengukuran biaya yang dibebankan
kepada produk apakah biaya aktual atau biaya taksiran.
3. Pengkaitan Biaya dengan Produk. Jika perusahaan hanya menghasilkan satu jenis
produk, hal ini tidak menjadi masalah, tetapi jika perusahaan menghasilkan lebih dari satu produk, bagaimana cara yang tepat untuk mengkaitkan biaya dengan masing-masing produk yang bersangkutan.

Adapun manafaat biaya per unit pada beberapa perusahaan adalah sebagai berikut:
1.      Perusahaan Manufaktur
Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya perunit dari suatu produk dapat ditentukan. Informasi biaya perunit adalah sangat penting bagi perusahaan manufaktur untuk penilaian persediaan, penentuan laba, dan pengambilan keputusan lainnya. Pengungkapan biaya persediaan dan penentuan laba adalah kebutuhan pelaporan keuangan yang dihadapi setiap perusahaan pada setiap akhir periode.
Untuk menentukan biaya perunit, maka total biaya yang digunakan tergantung tujuan informasi tersebut. Perusahaan dapat menggunakan biaya produksi, atau biaya variabel, atau biaya produksi ditambah biaya non produksi.
Untuk pembuatan laporan keuangan untuk pihak eksternal, maka informasi biaya perunit diperoleh dari total biaya produksi, sedangkan untuk pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak pesanan khusus, dalam kondisi perusahaan beroperasi dibawah kapasitas produksi, maka informasi biaya yang dibutuhkan adalah informasi biaya variabel.
2. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa juga memerlukan informasi biaya perunit. Pada dasarnya untuk menghitung biaya perunit antara perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur adalah sama. Pertama sekali, perusahaan jasa harus mengidentifikasi unit jasa yang disediakan dan mengidentifikasi total biaya untuk unit jasa yang disediakan.
Perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur menggunakan data biaya dengan tujuan yang sama, yaitu untuk menentukan profitabilitas, kelayakan untuk memperkenalkan layanan baru, membuat keputusan harga jual dan lainnya, hanya perusahaan jasa tidak memerlukan data biaya untuk menentukan nilai persediaan, karena jasa tidak menghasilkan produk fisik.



2.      Perhitungan Biaya Produk Berdasarkan Fungsi
 Biaya produk tradisional hanya membebankan biaya produksi padaproduk. Pembebanan biaya utama keproduk tidak memiliki kesulitan, karena dapatmenggunakan penelusuran langsung atau penelusuran penggerak yang sangatakurat. Tetapi sebaliknya, biaya overhead memiliki masalah dalam pembebananbiaya ke produk, karena hubungan antara masukan dan keluaran tidak dapat diobservasi secara fisik.
Dalam sistem biaya tradisional, untuk membebankan biaya ke produk digunakan penggerak aktifitas tingkat unit (unit level activity drivers), karena ini merupakan faktor yang menyebabkan perubahan biaya sebagai akibat perubahan unit yang diproduksi. Contoh penggerak tingkat unit yang secara umum digunakan untuk membebankan overhead meliputi :
1. Unit yang diproduksi
2. Jam tenaga kerja langsung
3. Biaya tenaga kerja langsung
4. Jam mesin
5. Biaya Bahan Baku Langsung
Setelah pemilihan tingkat unit, langkah selanjutnya adalah menentukan kapasitas aktivitas yang diukur penggerak.
1.      Kapasitas aktivitas yang diharapkan
2.      Kapasitas aktivitas normal
3.      Kapasitas aktivitas teoritis
4.      Kapasitas aktivitas praktis

Tarif Pabrik Menyeluruh
Pembebanan overhead ke produk secara tradisional dapat menggunakan tarif pabrik menyeluruh. Dengan menggunakan tarif ini, biaya overhead pertama sekalidiakumulasi dalam kelompok besar pabrik secara menyeluruh. Overhead dibebankanpada kelompok hanya dengan menjumlahkan semua biaya overhead yang diharapkan terjadi di pabrik selama setahun. Karena semua biaya overhead adalah untuk pabrik,maka pembebanan kepada kelompok dilakukan sangat akurat. Tahap selanjutnya menghitung tarif pabrik menyeluruh dengan menggunakan satu penggerak tingkat unit, biasanya adalah jam tenaga kerja langsung atau jam mesin.

Contoh Soal
Nabaon Company memproduksi dua tipe unit stereo. Delux dan regular. Pada tahun-tahun terakhir, Nabors data berikut :
Overhead yang dianggarkan                           $ 180.000
Aktivitas yang diharapkan (dlm jam tkl)        $ 50.000
Aktivitas actual (dalam jam TKL)                  $ 51.000
Overhead actual                                              $ 200.000
                                                Delux              Reguler
Unit yang diproduksi              5.000               50.000
Biaya utama                            $ 40.00            $ 300.000
Jam tenaga kerja langsung      5.000               46.000
Diminta :
1. perhitungan tariff overhead yang dianggarkan berdasarkan jam tenaga kerja langsung.
2. Berapakah overhead yang dibebankan?
3. Berapakah overhead yang dibebankan berlebih atau yang terlalu rendah?
4. Perhitungan biaya per unit tiap stereo.
Solusi
1. Tarif = $180.000 /50.000 = $3,60 per jam tenaga kerja langsunPg
2. Overhead yang dibebankan yang dibebankan = $3,60 x 51.000 = $ 183.600
3. Variansi overhead = $200.000 - $183.000 = $16.400 dibebankan lebih rendah
4. Biaya unit.
                                                            Delux                          Reguler
Biaya utama                                        $40.000                       $300.000
Biaya overhead:
            $3,60 x 5.000                          18.000
            $3,60 x 5.000                                                              165.000
Total biaya produksi                           $58.000                       $465.000                    
Unit yang diproduksi                          : 5.000                         : 50.000
Biaya per unit (biaya total/unit)          $11,60                         $9,318*

Tarif Departemen
Dasar pemikiran tarif departemen ini adalah untuk menghindari rata-rata seperti yang digunakan pada tarif pabrik menyeluruh.Tarif departemen berasumsi bahwa beberapa departemen mungkin lebih intensif overhead dibandingkan dengan yang lain, sehingga produk yangmenghabiskan waktu lebih banyak pada departemen akan dibebankan overheadyang lebih besar dari yang menghabiskan waktu yang lebih sedikit.
           
Contoh Soal :
Nabons Company mengumpulkan data departemen unyuk tahun kedua. Dua tipe unit stereo yang diproduksi : delux dan regular
                                                                        Pabrikasi                      Perakitan
Overhead yang digunakan                              $120.000                     $60.000
Penggunaan yang diharapkan dan actual
(jam tenaga kerja langsung)
Delux                                                              3.000                           2.000
Regular                                                            3.000                           43.000
                                                                                    6.000                           45.000

                                                                                    Pabrikasi                      Perakitan
Pengguna yang diharapkan dan actual          
            (jam mesin)
Delux                                                              2.000                           5.000
Regular                                                            18.000                         5.000
                                                                                    20.000                         10.000
            Sebagai tambahan data departemen, informasi berikut disediakan :
                                                                                    Delux                          Reguler
            Unit yang diproduksi                                      5.000                           50.000
Biaya utama                                                    $40.000                       $300.000

Diminta
1. Perhitungkanlah tarif overhead departemen, jam mesin yang digunakan untuk pabrikasi, dan jam tenaga kerja langsung untuk perakitan.
2. Perhitungkanlah overhead yang dibebankan oleh departemen.
3. Perhitungkankah overhead yang dibebankan oleh produk.
4. Perhitungkanlah biaya per unit.
Solusi
1. tarif departemen
Pabrikasi : $120.000/20.000 = $6,00 per jam mesin
Perakitan : $60.000/45.000 = $1,33 per jam tenaga kerja
2. Overhead yang dibebankan (oleh departemen) :
Pabrikasi : $6,00 x 20.000 = $120.000
Perakitan : $1,33 x 45.000 = $59.850
3. Overhead yang dibebankan (oleh produk)
Delux : ($6,00 x 2.000) + $($1,33 x 2.000)= $14.660
Regular : ($6,00 x 18.000) + ($1,33 x 43.000) = $165.190
4. Biaya unit (dibulatkan ke sen terdekat)
Delux : ($40.000 + $14.660)/5.000 = $10,93
Regular : ($300.000 + $165.190)/50.000 = $9,30


3.      Keterbatasan Kalkulasi Biaya Produk Tradisional
Perhitungan harga pokok produk tradisional hanya membebankan biaya produksi pada produk.  Pembebanan biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung pada produk tidak memiliki tantangan khusus, biaya-biaya ini dibebankan pada produk dengan menggunakan penelusuran langsung yang sangat akurat, dan sebagian besar didesain untuk memastikan bahwa penelusuran ini dilakukan. 
Disisi lain biaya overhead memiliki masalah lain. Hubungan masukan keluaran yang secara fisik dapat diamati yang terdapat antara tenaga kerja langsung, bahan baku langsung dan produk tidak tersedia bagi biaya overhead, karenanya pembebanan biaya overhead harus bergantung pada penelusuran pendorong. 
 Selain itu tarif pabrik menyeluruh dan tarif departemental telah digunakan secara sukses. Namun pada beberapa situasi tarif tersebut menimbulkan distorsi yang dapat membuat stress perusahaan yang berproduksi dalam lingkungan produksi canggih (advanced manufacturing environtment). Gejala-gejala dari sistem biaya yang ketinggalan jaman diantaranya sebagai berikut.:
1. Hasil dari penawaran sulit dijelaskan
2. Harga pesaing nampak lebih rendah sehingga kelihatan tidak masuk akal.
3. Produk-produk yang sulit diproduksi menunjukkan laba yang tinggi.
4. Manajer operasional ingin menghentikan produk-produk yang kelihatan
menguntungkan.
5. Marjin laba sulit dijelaskan.
6. Perusahaan memiliki cerukan yang menghasilkan keuntungan yang tinggihanya bagi perusahaan sendiri
7. Pelanggan tidak mengeluh atas naiknya harga.

8. Departemen akuntansi menghabiskan banyak waktu untuk memberi data biaya
bagi proyek khusus.
9. Beberapa departemen mnggunakan sistem akuntansi biayanya sendiri
10. Biaya produk berubah karena perubahan peraturan pelaporan.

4.       Kalkulasi Biaya Produk Berdasarkan Aktivitas
Sistem biaya berdasarkan aktivitas (Activity Based Cost System = ABC System)pertama kali menelusuri biaya aktifitas dan kemudian ke produk. Oleh sebab itu ABC
merupakan proses dua tahap, tetapi pada tahap pertama menelusuri biaya overhead ke aktifitas bukan ke unit organisasi seperti pabrik dan departemen. Tahap keduayaitu pembebanan biaya produk dengan menekankan pada penelusuran langsungdan penelusuran penggerak.
Perbedaan utama dari metode tradisional dengan ABC adalah pada sifat danjumlah penggerak biaya yang digunakan. ABC menggunakan biaya aktifitasberdasarkan unit maupun nonunit.       Kalkulasi biaya ABC menghasilkan biaya produkyang semakin akurat.Dari perspektif manajerial, sistem ABC menawarkan lebih dari sekedarinformasi biaya produk yang akurat, tetapi juga menyediakan informasi tentangbiaya dan kinerja dari aktifitas dan sumber daya serta dapat menelusuri biaya-biayasecara akurat ke objek biaya selain produk.
1. Tahap Pertama
Tahap pertama dari sistem ABC adalah mengidentifikasi aktifitas, biayadikaitkan dengan masing-masing aktifitas, dan aktifitas serta biaya yang berkaitandibagi kedalam kumpulan yang sejenis. Suatu perusahaan kemungkinan mempunyaiberatus-ratus aktifitas yang berbeda, perusahaan menentukan driver aktifitas yangberkaitan dengan setiap aktifitas dan menghitung masing-masing tarif overhead,sehingga menghasilkan ratusan tarif overhead.Untuk mengurangi jumlah tarif overhead tersebut diperlukan perampinganproses, aktifitas dikelompokkan pada kumpulan yang sejenis. Setelah satu kelompokbiaya didefinisikan, biaya perunit dari driver aktifitas dihitung yang disebut dengantarif kelompok. Pada sistem ABC ini tahap pertama pada dasarnya terdiri dari :
a. Identifikasi aktifitas
b. Pembebanan biaya ke aktifitas
c. Aktifitas yang berkaitan dikelompokkan untuk membentuk kumpulan sejenis.
d. Biaya aktifitas yang dikelompokkan dijumlahkan untuk mendefinisikan
kelompok biaya sejenis.
e.Tarif overhead kelompok dihitung
2. Tahap Kedua
Pada tahap kedua, biaya dari setiap kelompok overhead ditelusuri ke produk,
dengan menggunakan tarif kelompok yang telah dihitung.
Keunggulan dam manfaat  Sistem Activity-Based Costing (ABC)
Manfaat sistem biaya Avtivity-based Costing (ABC) bagi pihak manajemen perusahaan adalah :
1. Suatu pengkajian sistem biaya ABC dapat meyakinkan pihak manajemen bahwa mereka harus mengambil sejumlah langkah untuk menjadi lebih kompetitif. Sebagai hasilnya, mereka dapat berusaha untuk meningkatkan mutu sambil secara simultan fokus pada pengurangan biaya yang memungkinkan. Analisis biaya ini dapat menyoroti bagaimana benar-benar mahalnya proses manufakturing, hal ini pada gilirannya dapat memacu aktivitas untuk mengorganisasi proses, memperbaiki mutu, dan mengurangi biaya.
2. Pihak manajemen akan berada dalam suatu posisi untuk melakukan penawaran kompetitif yang lebih wajar.
3. Sistem biaya ABC dapat membantu dalam pengambilan keputusan (management decision making) membuat-membeli yang manajemen harus lakukan, disamping itu dengan penentuan biaya yang lebih akurat maka maka keputusan yang akan diambil oleh phak manajemen akan lebih baik dan tepat. Hal ini didasarkan bahwa dengan akurasi perhitungan biaya produk yang menjadi sangat penting dalam iklim kompetisi dewasa ini.
4. Mendukung perbaikan yang berkesinambungan (continius improvement), melalui analisa aktivitas, sistem ABC memungkinkan tindakan eleminasi atau perbaikan terhadap aktivitas yang tidak bernilai tambah atau kurang efisien. Hal ini berkaitan erat dengan masalah produktivitas perusahaan.
5. Memudahkan Penentuan biaya-biaya yang kurang relevan (cost reduction), pada sistem tradisional, banyak biaya-biaya yang kurang relevan yang tersembunyi. Sistem ABC yang transparan menyebabkan sumber-sumber biaya tersebut dapat diketahui dan dieliminasi.
6. Dengan analisis biaya yang diperbaiki, piliak manajemen dapat melakukan analisis yang lebih akurat mengenai volume produksi Biaya Activity-Based Costing (ABC)
Beberapa keunggulan dari sistem biaya Activity Based Costing (ABC) dalam penentuan biaya produksi adalah sebagai berikut :
a. Biaya produk yang lebih realistik, khususnya pada industri manufaktur teknologi tinggi dimana biaya overhead adalah merupakan proporsi yang signifikan dari total biaya.
b. Semakin banyak overhead dapat ditelusuri ke produk. Dalam pabrik yang modem, terdapat sejumlah akrivitas non lantai pabrik yang berkembang. Analisis sistem biaya ABC itu sendiri memberi perhatian pada semua aktivitas sehingga biaya aktivitas yang non lantai pabrik dapat ditelusuri.
c. Sistem biaya ABC mengakui bahwa aktivitaslah yang menyebabkan biaya (activities cause cost) bukanlah produk, dan produklah yang mengkonsumsi aktivitas.
d. Sistem biaya ABC memfokuskan perhatian pada sifat riil dari perilaku biaya dan membantu dalam mengurangi biaya dan mengidentifikasi aktivitas yang tidak menambah nilai terhadap produk.
e. Sistem biaya ABC mengakui kompleksitas dari diversitas produksi yang modem dengan menggunakan banyak pemacu biaya (multiple cost drivers), banyak dari pemacu biaya tersebut adalah berbasis transaksi (transaction-based) dari pada berbasis volume produk.
f. Sistem biaya ABC memberikan suatu indikasi yang dapat diandalkan dari biaya produk variabel jangka panjang (long run variabel product cost) yang relevan terhadap pengambilan keputusan yang strategik.
g. Sistem biaya ABC cukup fleksibel untuk menelusuri biaya ke proses, pelanggan, area tanggungjawab manajerial, dan juga biaya produk.
5.      Aktivitas dalam activity based costing
Disini dilakukan pembedaan defenisi antara aktivitas pada perusahaan besar dengan aktivitas pada perusahaan menengah dan kecil. Untuk perusahaan besar, aktivitas didefenisikan sebagai proses-proses atau prosedur-prosedur yang menyebabkan kerja. Sebagai contoh, dalam departemen account payable aktivitasnya dapat diperinci antara lain pengisian laporan penerimaan, order pembelian dan invoice, membandingkan laporan penerimaan, order pembelian dan lainnya.
Sedangkan untuk perusahaan menengah dan kecil aktivitas tersebut didefenisikan oleh T. Hicks dalam bukunya Activity-Based Costing for Small and Mid-Sized Businesses: An Implementation Guide (1992), sebagai sekelompok kegiatan yang memiliki hubungan proses dan prosedur dapat digabungkan kedalam kebutuhan kerja secara khusus dalam organisasi. Berdasarkan defenisi tersebut maka aktivitas departemen account payable adalah account payable dan aktivitas departemen purchasing adalah purchasing.
Dalam sistem biaya Activity-Based, Costing (ABC) aktivitas yang dimaksud adalah yang berhubungan dengan kegiatan merancang dan memproduksi suatu produk yang disebut juga dengan product driven actuvity.
Product driven activity ini dapat dikelompokkan atas empat kategori, yaitu :
1. Aktivitas-aktivitas Berlevel Unit (Unit-Lavel activities)
Aktivitas berlevel unit (unit-level activities) adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali satu unit produk diproduksi, besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang diproduksi. Biaya yang timbul karena aktivitas berlevel unit ini dinamakan biaya aktivitas berlevel unit (unit-level activities cost), contoh biaya overhead untuk aktivitas ini adalah biaya listrik dan biaya operasi mesin. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung juga termasuk kedalam biaya aktivitas berlevel unit, namun tidak termasuk kedalam biaya overhead.

2. Aktivitas-aktivitas Berlevel Batch (Batch-Lavel activities)
Aktivitas-aktivitas berlevel batch (batch-level activities) adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali suatu batch produk diproduksi, besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah batch produk yang diproduksi. Contoh aktivitas yang termasuk kedalam kelompok ini adalah aktivitas setup, aktivitas penjadwalan produksi, aktivitas pengelolaan bahan (gerak bahan dan order pembelian), aktivitas inspeksi. Biaya yang timbul akibat dari aktivitas ini adalah biaya aktivitas berlevel batch (batch-level activities), biaya ini bervariasi batch produk yang diproduksi, namun bersifat tetap jika dihubungkan dengan jumlah unit produk yang diproduksi dalam setiap batch.
3.Aktivitas-aktivitas Berlevel Produk (Product-Lavel activities)
Aktivitas-aktivitas berlevel produk (product-level activities) disebut juga sebagai aktivitas penopang produk (product-sustaining activities) yaitu aktivitas yang dikerjakan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh perusahaan. Aktivitas ini mengkonsurnsi masukan untuk mengembangkan produk atau memungkinkan produk diproduksi dan dijual. Aktivitas ini dapat dilacak pada produk secara individual, namun sumber-sumber yang dikonsumsi oleh aktivitas tersebut tidak dipengaruhi oleh jumlah produk atau batch produk yang diproduksi. Contoh aktivitas yang termasuk kedalam kelompok ini adalah aktivitas penelitian dan pengembangan produk, perekayasaaan proses, spesifikasi produk, perubahan perekayasaan, dan peningkatan produk. Biaya yang timbul akibat dari aktivitas ini disebut dengan biaya aktivitas berlevel produk (product-level activities cost).
4. Sustaining activity
Adalah aktivitas yang dilakukan untuk mempertahankan (eksistensi) pabrik dalam beroperasi
      Contoh soal
      Pada contoh kartu kredit, data actual berikut telah dikumpulkan:
                                          Kartu Klasik    Kartu Emas     Kartu Platinum            Total
Jumlah kartu                      5.000               3.000               2.000                           10.000
Transaksi yg diproses        600.000           300.000           100.000                       1.000.000
Jumlah laporan                  60.000             36.000             24.000                         120.000
Jumlah panggilan masuk   10.000             12.000             8.000                           30.000
Jumlah transaksi kasir       15.000             3.000               2.000                           20.000
      Dengan menggunakan data ini, tari aktivitas dapat dihitung sebagai berikut:
Perhitungan tarif:
      Memproses transaksi:              $130.000/1.000.000 = $0.13 per transaksi
      Persiapan laporan:                   $102.000/120.000 = $0,85 per laporan
      Menjawab pertanyaan:            $92.400/30.000 = $3.08 per panggilan masuk
      Penyediaan ATM:                   $250.000/200.000 = $ 1.25 per transaksi

                                          Kartu Klasik                Kartu Emas                 Kartu Platinum
Memproses transaksi
      $0.13 x 600.000          $78.000
      $0.13 x 300.000                                              $39.000
      $0.13 x 100.000                                                                                  $13.000
Persiapan laporan
      $0.85 x 60.000            $51.000
      $0.85 x 36.000                                                $30.600
      $0.85 x 24.000                                                                                    $20.400
Menjawab pertanyaan
      $3.08 x 10.000            $30.800                      
      $3.08 x 12.000                                                $36.960
      $3.08 x 8.000                                                                                      $24.640
Penyediaan ATM             
      $1.25 x 15.000            $18.750
      $1.25 x 3.000                                                  $3.750
      $1.25 x 2.000                                                                                      $2.500
Biaya total                         $178.550                     $110.310                     $60.540
Unit                                   : 5.000                         : 3.000                         : 2.000
Biaya unit                          $35,71                         $36,77                         $30,27