Rabu, 12 Desember 2012

Tingkah Laku Menyimpang


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan terlepas dengan suatu proses yang dinamakan interaksi sosial. Sebagai makhluk sosial manusia juga akan cenderung membentuk kelompok-kelompok tertentu demi mencapai tujuan yang diinginkan.
Interaksi tidak hanya terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lain, tetapi juga bisa terjadi antara satu individu dengan kelompok individu, atau antara kelompok individu dengan kelompok individu lain.
Masalah Perilaku menyimpang merupakan hasil dari sosialisasi yang tidak sempurna karena seseorang tersebut atau suatu kelompok tersebut mengadopsi budaya-budaya yang menyimpang. Dengan melihat fakta sesungguhnya yang terjadi dalam masyarakat mengenai hubungan antarkelompok, maka makalah ini akan mengangkat tema tentang penyimpangan yang terjadi dalam suatu kelompok.
Perilaku menyimpang ini biasanya dilakukan oleh remaja karena kurang bisa menyerap sosialisasi yang sempurna. Akibatnya banyak remaja saat ini lebih cenderung bisa menangkap budaya-budaya yang menyimpang daripada menangkap budaya yang tidak menyimpang di masyarakat. Ketidak sempurnaan proses sosialisasi itu disebabkan juga oleh gagalnya individu atau kelompok untuk mengidentifikasikan diri agar pola perilakunya sesuai dengan kaidah-kaidah atau norma dan nilai sosial yang berkembang dan berlaku dalam suatu masyarakat.
Biasanya kita mengaitkan penyimpangan sosial dengan istilah-istilah perilaku negatif, seperti tindakan kebrutalan dan tindakan yang mresahkan masyarakat. Perilaku menyimpang dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku yang diekspresikan oleh seseorang atau beberapa orang anggota masyarakat yang secara disadari atau tidak disadari, tidak menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku dan diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat.





B.     Rumusan Masalah
Di dalam Tingkah Laku Menyimpang ini, dapat di rumuskan sebagai berikut:
1.      Apa yang di maksud dengan Tingkah Laku Menyimpang ?
2.      Apa ciri-ciri dari Tingkah Laku Menyimpang ?
3.      Apa jenis-jenis Tingkah Laku Menyimpang ?
4.      Apa faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkah Laku Menyimpang ?

C.     Tujuan Masalah
Adapun tujuan pembuatan laporan ini yaitu:
1.      Mengetahui apa yang di maksud dengan Tingkah Laku Menyimpang.
2.      Mengetahui ciri-ciri Tingkah Laku Menyimpang.
3.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkah Laku Menyimpang.
4.      Mengetahui jenis-jenis Tingkah Laku Menyimpang.



BAB II
PERMASALAHAN

Tingkah laku menyimpang adalah prilaku yang melanggar norma atau ketentuan yang berlaku. Tingkah laku menyimpang ini terjadi pada remaja yang masih bersekolah pada tingkat SMP atau SMA. Adapun bentuk tingkah laku menyimpang yang sering dilakukan biasanya berupa pembangkangan, pembandel, perusuh atau pelanggar.
Seorang remaja yang berinisial “FPP” yang bersekolah di salah satu sekolah negeri di kota Padang. Setelah mengamati dan mewawancarai yang bersangkutan, saya dapat mengetahui penyebab atau alasan dari yang bersangkutan melakukan tingakah laku menyimpang.
Tingkah laku menyimpang yang sering dilakukannya adalah membangkang kepada orang tua, dan sering melakukan kerusuhan di rumah. Selain itu, yang bersangkutan juga sering menganggu adik atau menganggu ketenangan anggota keluarga lainnya.



BAB III
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Tingkah Laku Menyimpang

            Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dalam masyarakat. Sedangkan pelaku yang melakukan penyimpangan itu disebut devian (deviant). Adapun perilaku yang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat disebut konformitas.

Berikut ini pengertian perilaku menyimpang menurut pandangan beberapa ahli :

a.       James Vander Zenden
Menyebutkan bahwa penyimpangan adalah perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.

b.      Robert M.Z. Lawang
Mengungkapkan penyimpangan adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang itu.

c.         Bruce J. Cohen
Mengatakan bahwa perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.

d.      Paul B. Horton
Mengutarakan bahwa penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.

e.       Lewis Coser
Mengemukakan bahwa perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial.
2.      Ciri-ciri Perilaku Menyimpang

Menurut Paul B Horton penyimpangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Penyimpangan harus dapat didefinisikan, artinya penilaian menyimpang tidaknya suatu perilaku harus berdasar kriteria tertentu dan diketahui penyebabnya.
2.Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak.
3. Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak, artinya perbedaannya ditentukan      oleh frekuensi dan kadar penyimpangan.
4. Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal, artinya budaya ideal adalah segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat. Antara budaya nyata dengan budaya ideal selalu terjadi kesenjangan.
5. Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan. Norma penghindaran adalah pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka, tanpa harus menentang nilai-nilai tata kelakuan secara terbuka.
6. Penyimpangan sosial bersifat adaptif, artinya perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial.

3.      Jenis-Jenis Tingkah Laku Menyimpang
Menurut Lemert (1951) Penyimpangan dibagi menjadi dua bentuk yaitu penyimpangan primer dan sekunder.
a.Penyimpangan Sekunder
Penyimpangan yang dilakukan seseorang akan tetapi si pelaku masih dapat diterima masyarakat. Ciri penyimpangan ini bersifat temporer atau sementara, tidak dilakukan secara berulang-ulang dan masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Contohnya: pengemudi yang sesekali melanggar lalu lintas.
b. Penyimpangan Sekunder
Penyimpangan yang dilakukan secara terus menerus sehingga para pelakunya dikenal sebagai orang yang berperilaku menyimpang. Misalnya orang yang mabuk terus menerus. Contoh seorang yang sering melakukan pencurian, penodongan, pemerkosaan dan sebagainya.
Sedangkan menurut pelakunya, penyimpangan dibedakan menjadi penyimpangan individual dan penyimpangan kelompok.
a.Penyimpangan Individual
Penyimpangan individual adalah penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang atau individu tertentu terhadap norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Contoh: seseorang yang sendirian melakukan pencurian.
b. Penyimpangan Kelompok
Penyimpangan kelompok adalah penyimpangan yang dilakukan oleh sekelompok orang terhadap norma-norma masyarakat. Contoh geng penjahat.
4.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Menyimpang
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab terjadinya tingkah laku menyimpang, adalah :
1. Faktor yang berasal dari dalam diri individu yang bersangkutan
·         Potensi kecerdasannya rendah sehingga tidak mampu memenuhi tuntutan akademik sebagaimana diharapkan, akibatnya ia mengalami frustasi konflik bathin dan rendah diri.
·         Mempunyai masalah yang tidak terpecahkan
·         Kemampuan penyesuaian diri yang rendah
·         Tingkah lakunya yang menyimpang itu mendapatkan penguatan dari lingkungan
·         Tidak menemukan figur/model yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari



2. Faktor yang berasal dari keluarga
3. Faktor yang berasal dari sekolah
4.Faktor yang berasal dari masyarakat

5.      Pembahasan Masalah
Berdasarkan kasus yang saya temui, saya dapat mengetahui bahwa remaja yang berinisial “FPP” yang sering membangkang dan membuat kerusuhan di rumah. Setelah saya memlakukan wawancara dengan yang bersangkutan, ketika saya menanyakan memgenai mengapa dia bersikap seperti itu, karena ia mau menarik perhatian orang tuanya agar lebih memperhatikan dirinya. Ia merasa tidak diperhatikan lagi, menurut dia orang tuanya telah sibuk dengan pekerjaan dan lebih memperhatikan adiknya. Jadi ia merasa seperti anak yang tidak diperhatikan seperti dulu lagi dan juga ia merasa orang tuanya tidak sayang lagi kepada ia karena mereka sering memarahinya.
Selain alasan tersebut, saya mengamati di lingkungannya juga ada anak-anak teman sepermainannya yang juga bersikap yang sama dengan yang bersangkutan. Jadi ia merasa apa yang ia lakukan adalah yang benar karena teman-temnnya juga bersikap seperti itu.
Selain membangkang kepada orang tua, yang bersangkutan juga sering mengganggu adiknya sendiri. Ia sering mengganggu adiknya yang sedang bermain sehinggan adiknya menangis. Setelah saya tanya, ia menjawab ia merasa iri terhadap adiknya yang lebih diperhatikan oleh orang tua mereka. Sehingga ia senang menganggu adiknya itu.
Untuk menghadapi remaja yang seperti ini, sebaiknya kita sebagai pendidik memberikan pengertian bahwa yang ia lakukan selama ini adalah hal yang salah. Seharusnya kita memberikan pengarahan bagaimana seharusnya ia bersikap, seperti mengatakan kepada ia bahwa tidak ada orang tua yang tidak sayang kepada anaknya.
Selain itu, kita juga memberikan pengarahan bahwa,ia tidak boleh bersikap seperti itu kepada adiknya, karena bagaimana pun adik itu adalah saudara ia sendiri yang seharusnya ia sayangi.


BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dalam penyusunan laporan ini, sayya menarik kesimpulan bahwa Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dalam masyarakat. Sedangkan pelaku yang melakukan penyimpangan itu disebut devian (deviant). Adapun perilaku yang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat disebut konformitas.
Remaja yang melakukan tingkah laku menyimpang bisa saja karena faktor dari orang tua yang kurang memperhatikan dirinya, orang tua yang hanya sibuk dengan pekerjaannya sehingga anak merasa terabaikan.


B.     Saran
Orang tua sebaiknya lebih memperhatikan anaknya, karena kurangnya perhatian dari orang tua bisa memyebabkan terjadinya tingkah laku menyimpang pada remaja. Selain itu,lingkungan dan teman sepermainan juga bisa menyebabkan anak melakuukan tingkah laku menyimpang. Untuk itu, sebaiknya orang tua memberikan pengarahan kepada anak bahwa tidak semua yang ia temui di lingkungan bisa ia ikuti.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar