A. Pengertian
Intelektual
Menurut kamus
Webster New World Dictionary of The American Languange, istilah Intelect
berarti:
·
Kecakapan untuk berfikir , mengamati
atau mengerti. Kecakapan untuk mengamati hubungan-hubungan,
perbedaan-perbedaan, dan sebagainya. Dengan demikian kecekapan berada dari
kemauan dam perasaan.
·
Kecakapan mental yang besar , sangat
intelegensi.
·
Pikiran atau intelegensi.
Beberapa
para ahli mengemukakana pengertian Intelektual sebagai berikut:
1. Super
dan Cites mengemukakan bahwa intelegensi telah sering didefisikan sebagai
kemampuan memnyesuaikan diri dengan lingkungan atau belajar dari pengalaman.
2. Garret
(1946) mengemukakan bahwaintelegensi itu setidak-tidaknya mencakup
kemampuan-kemampuan yang di perlukan untuk pemecehan masalah-masalah yang
memerlukan pengertian serta menggunakan simbol-simbol.
3. Alfred
Binet (dalam Sobani Irfan,1986) mengemukakan bahwa intelegensi adalah suatu
kapasitas intelektual umum, yang antara lain mencakup kemampuan :
Ø Menalar
dan menilai
Ø Menyeluruh
Ø Mencipta
dan merumuskan arah berfikir spesifik
Ø Menyesuaikan
pikiran pada pencapaian hasil akhir
Ø Memiliki
kemampuan mengeritik dirisendiri
Dari
berbagai definisi di atas dapat di simpulkan bahwa intelegensi itu adalah
kemempuan untuk memperoleh berbagai informasi berffikir abstrak, menalar serta
bertindak secara efesien seta efektif.
B. Hubungan
antara Intelegensi dan Hasil Belajar
Prestasi belajar merupakan suatu obyk yng sering menjadi
pusat perhatian baik bagi guru maupun orang tua. Faktor yang berpengaruh terhadap
prestasi belajar peserta didik yaitu:
Faktor internal
Mencakup
fisik, kondisi panca indra dan fisik pada umumnya, dan psikologis meliputi:
a).
Variabel nonkognitif (minat,motivasi, dan kepribadian)
b).
Kemampuan Kognitif, yaitu kemampuan khusus (bakat) dan kemampuan umum (intelegensi)
Faktor Eksternal
1.
Fisik, kondisi tempat belajar, sarana
dan prasarana belajar, materi pelajaran, dan suasana lingkungan belajar.
2.
Sosial; dukungan sosial dan pengaruh
budaya.
Menurut
Siti Rahayu Haditono (1972), menyatakan bahwa seseorang yang taraf intelegensi
nya tinggi, akan lebih mudah menerima pelajaran bila di bandingkan dengan orang
yang memiliki intelegensi rendah.
Elida Prayitno (1990) mengemukakan
bahwa individu yang mempunyai intelegensi tinggi mampu memecahkan masalah yang
rumit dalam waktu yang relatif singkat dan tepat, sedangkan yang berintelegensi
rendah hanya dapat mmenyelesaikan masalah-masalah yang sederhana saja.
Willerman (dalam mudjiran, 1988)
mengatakan bahwa inelegensi mempunyai korelasi positif dengan hasil belajar, rata-rata korelasinya yaitu 0,50.
C. Faktor
yang mempengaruhi perkembangan Intelegensi
Banyak
faktor yang secara langsung ataupun tudak langsung mempengarhi perembangan
intelegensi. Di ataranya yaitu:
Ø Faktor
Hereditas
Semenjak
dalam kandungan, anak telah memiliki sifat-sifat yang menentukan daya kerja
intelektualnya. Secara potensial anak telah membawa kemungkinan apakah akan
menjadi kemampuan berfikir setara normal, di atas normal atau di bawah normal.
Namun, potensi ini tidak akan berkembang atau terwujud secara optimal apabila
lingkungan tidak memberi kesempatan untuk berkembang. Oleh karena itu, peranan
lingkungan sangat menentukan perkembangan intelektual anak.
Ø Faktor
Lingkungan
Ada
dua unsur lingkungan yang sangat penting peranannya dalam memengaruhi
perkembangan intelek anak, yaitu keluarga dan sekolah.
·
Keluarga
Intervensi
yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau orang tua adalah memberikan
pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan sehingga anak memiliki
informasi yang banyak yang merupakan alat bagi anak untuk berpikir. Cara-cara
yang digunakan, misalnya memberi kesempatan kepada anak untuk merealisasikan
ide-idenya, menghargai ide-ide tersebut, memuaskan dorongan keingintahuan anak
dengan jalan seperti menyediakan bacaan, alat-alat keterampilan, dan alat-alat
yang dapat mengembangkan daya kreativitas anak. Memberi kesempatan atau
pengalaman tersebut akan menuntut perhatian orangtua.
·
Sekolah
Sekolah adalah lembaga
formal yang diberi tanggungjawab untuk meningkatkan perkembangan anak tersebut
perkembangan berpikir anak. Dalam hal ini, guru hendaknya menyadari bahwa
perkembangan intelektual anak terletak di tangannya. Beberapa cara diantaranya
adalah sebagai berikut:
a). Menciptakan interaksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik.
Dengan hubungan yang akrab tersebut, secara psikologis peserta didik akan merasa aman sehingga segala masalah yang dialaminya secara bebas dapat dikonsultasikan dengan guru mereka.
a). Menciptakan interaksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik.
Dengan hubungan yang akrab tersebut, secara psikologis peserta didik akan merasa aman sehingga segala masalah yang dialaminya secara bebas dapat dikonsultasikan dengan guru mereka.
b). Memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk berdialog dengan orang-orang yang ahli dan pengalaman dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, sangat menunjang perkembangan intelektual anak. Membawa para peserta didik ke objek-objek tertentu, seperti objek budaya dan ilmu pengetahuan, sangat menunjang perkembangan intelektual peserta didik.
c). Menjaga dan meningkatkan pertumbuhan fisik
anak, baik melalui kegiatan olahraga maupun menyediakan gizi yang cukup, sangat
penting bagi perkembangan berpikir peserta didik. Sebab jika peserta didik
terganggung secara fisik, perkembangan intelektualnya juga akan terganggung.
d). Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik, baik melalui media cetak maupun dengan menyediakan situasi yang memungkinkan para peserta didik berpendapat atau mengemukakan ide-idenya. Hal ini sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan intelektual peserta didik.
Menurut Ngallim Purwanto (1986),
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelegensi antara lain :
1. Faktor
Pembawaan (Genetik)
Intelegensi mengandung
potensi bawaan, tetapi untuk dapat berfungsi dan berkemmbang seoptimal mungkin
sebagaimana mestinya perlu mendapatkan pendidikan dan latihan dari lingkungan.
2. Faktor
Gizi
Kebutuhan akan makanan
bernilai gizi tinggi (gizi berkembang) teruutama yang besar pengaruhnya pada
perkebangan intelegensi ialah pada fase prenata (anak dalam kandungan) hingga
usia balita, sedangkan usi di atas lima tahun pengaruhnya tidakk signifikan
lagi.
3. Faktor
Kematangan
Perkembangan
intelaegensi semakin meningkat usia ke arah dewasa bahkan semakin tua, oranng
semakin cermat menganalisis suatu persoalan karena di dukung oleh
pengalaman-pengalaman hidu[nya.
4. Faktor
Pembentukan
Fasilattas sarana yang
disediakan oleh orang tua seperti baha
bacaan majalah anak-anak dan saran bermain yang memadai, semua ini dapat
mementuk anak menjadi meningkakan fungsi dan kualitas pikirannya. Pada situasi
ini dapat meningkatkan perkembangan intelaeegensi anak d banding anak
seusianya.
5. Kebebasan
Psikologis
Andi Mapiare (1982)
mengemukakan tiga faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan intelaegensi
anak, yaitu:
v Bertambahnya
informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang sehingga ia akan mampu berfikir
selektif.
v Banyaknya
pengalaman-pengalaman pelatihan memecahkan masalah-masalah, sehingga seseorang
dapat berfikir secara proposional.
v Adanya
kebebasan berfikir, sehingga anak dapat memecahkan masalah dan menarik
kesimpulan.
Faktor
lingkungan seseorang berbeda-beda sehingga informasi dan pengalaman yang
diperolehnya pun berbeda-beda, misalnya keluarga, sekolah dan mayarakat. Kita
sebagai pendidik harus dapat mengetahui cara untuk meningkatkan perkembangan
intelek anak, misalnya :
Menciptakan interaksi yang akrab dengan peserta didik
sehingga ia merasa nyaman untuk mengkonsultasikan masalah yang dimilkinya
kepada kita.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mecari ilmu
atau pengetahuan dari berbagai sumber yang menunjang perkembangan inteleknya.
Meningkatkan pertumbuhan anak, misalnya kegiatan
olahraga, memberi gizi yang cukup, dsb. Sehingga perkembangan intelektualnya
tidak akan terganggu oleh perkembangan fisik.
Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik agar ia
dapat berdialog dan berinteraksi dengan mudah.
Setiap
individu memiliki kemampuan berfikir yang berbeda-beda. Ini merupakan tugas
guru agar dapat meningkatkan kemampuan intelek anak. Agar kemampuannya dalam
berfikir samarata. Kita juga harus bisa mengoptimalkan kemampuan otak anak
dalam peningkatan intelek anak dengan mengetahui susunan otak dan teori belahan
otak dan bagaimana mengoptimalkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar